Berbagi Praktik Baik, Menguatkan Industri Air Minum Daerah

Selama empat hari, 17–20 Juni 2025, kantor pusat Perumdam Surabaya menjadi tempat belajar intensif. Tidak hanya diisi dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA), para peserta juga mengikuti diskusi teknis dan nonteknis, kunjungan lapangan ke Instalasi Pengolahan Air (IPA), serta menyusun rencana aksi nyata (action plan) yang akan diterapkan di daerah masing-masing.

Program terbagi ke dalam dua skema: Kemitraan Solidaritas melibatkan Perumdam Tirta Mayang (Jambi), Toya Wening (Surakarta), dan Tirta Serayu (Banjarnegara) sebagai mentee dan Program Klinik diikuti oleh Perumdam Tirta Dhaha (Kediri).

Fasilitator utama dari PERPAMSI, Rushwanto, menegaskan bahwa tujuan program ini adalah membangun kolaborasi yang setara, bukan hubungan hierarkis. “Kita ingin menciptakan ekosistem pembelajaran yang saling menguatkan, cepat adaptif, dan solutif,” ujarnya.

Dari Teori ke Praktik: Simulasi dan Tindak Lanjut Nyata

Perumdam Surya Sembada tampil all out. Direktur Utama Arief Wisnu Cahyono memimpin langsung tim mentor, didampingi Direktur Pelayanan Agung Pribadhi, Direktur Operasi Nanang Widyatmoko, serta para manajer teknis dan fungsional yang menguasai bidang seperti NRW, efisiensi energi, GIS, hingga RPAM.

Para mentee pun mengirimkan tim terbaik. Setiap BUMD membawa fokus belajar spesifik sesuai kebutuhan. Ada yang mendalami strategi pengurangan kehilangan air, ada pula yang memprioritaskan efisiensi energi, tata kelola dokumen manajerial, hingga pemodelan jaringan distribusi berbasis GIS dan Epanet.

Program ini tidak hanya berhenti di ruang diskusi. Para peserta diajak turun langsung ke lapangan: melihat sistem monitoring tekanan, uji kebocoran, pengukuran efisiensi pompa, hingga simulasi pemodelan hidraulik. Pada sisi manajerial, peserta juga mempelajari penyusunan RPAM, Renbis, dan KPI berbasis dokumen nyata.

Yang membedakan, setiap peserta diwajibkan merancang pilot project sesuai fokus yang dipelajari. Proyek ini kemudian dievaluasi langsung oleh tim mentor untuk memastikan kesiapan implementasi di daerah asal.

Jaringan Pembelajaran yang Berkelanjutan

Sebagai langkah lanjutan, disepakati beberapa komitmen penting: mentee akan melaksanakan tugas lanjutan berbasis materi yang dipelajari, mentor akan melakukan kunjungan balik untuk evaluasi teknis, dan setiap mentee wajib menyampaikan laporan perkembangan secara berkala.

Program ini menegaskan bahwa kemajuan sektor air minum di daerah tidak bisa dibangun sendirian. Dibutuhkan ekosistem belajar yang saling menguatkan, kolaborasi yang setara, dan komitmen jangka panjang. Melalui program ini, PERPAMSI sekali lagi membuktikan bahwa berbagi bukan sekadar slogan, tapi strategi nyata untuk membangun industri air yang lebih tangguh dan profesional. AZ